Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh
awalnya saya tidak mengerti tentang
islam, saya berfikir itu hanya sebuah gelar yang akan menjadi perbedaan tempat peribadahan
antara muslim dan Kristen. Muslim di masjid dan non muslim di tempat peribadatannya,
seperti gereja dll. Dan gelar islam itu
saya dapatkan karna orang tua saya beragama islam, seandainya mereka beragama
nasrani kemungkinan besar gelar nasranilah yang saya anut, Naudzubillah min dzalik. Yang lebih parahnya lagi saya pernah
menganggap bahwa semua agama itu sama. Itu karna saya tidak paham, dan saya
pernah mendengar yang kata-kata seperti ini :
“siapa saja yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, maka iya telah
kafir tanpa sadar”
saya selalu bertanya tentang sesuatu
hal yang masih belum saya pahami, tetapi untuk masalah yang satu ini belum
pernah saya tanyakan, mengapa? saya takut mereka menjawab keislaman saya sudah
terhapus. selain itu dirumah juga belum ada
yang sholat selain saya.Saya juga mulai sholat waktu duduk di bangku SMP
tepatnya naik kelas 2 SMP.Dan sholat saya juga masih sangat tidak bagus.
Hmm…Al-Qur’an hanya di jadikan pajangan, dibaca paling hanya Arobnya saja,
itupun ‘JARANG’, Kerudung cuman disekolah saja dipakai, orang tua juga tidak
ada merintah seperti ini : “NAK, TUTUP AURAT” dan orang tua hanya melarang
‘PACARAN’ dan landasannya nanti sekolah saya terganggu, bukan landasan sesuai dengan
apa yang ada di Al-Qur’an sebagai berikut:
‘’dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang kaji. Dan suatu jalan
yang buruk’’ (QS.AL-ISRA:32).
Sungguh pacaran adalah salah satu
jalan untuk melakukan perbuatan zina, ingat zina bukan saja dalam arti
‘berhubungan’ .zina mata dengan memandang, zina telinga dengan mendengar
sesuatu yang tidak baik, zina tangan dengan menyentuh. Dan saya tidak heran
dengan ketidakperdulian orang tua saya, karna saya tahu mereka juga tidak
terlalu paham, bisadibilang sekedar hidup saja (hidup hanya untuk kerja, agar
dapat makan dan agar semua kebutuhan dapat terpenuhi) dan untuk masalah
penyembahan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT tidak dihiraukan,
entahlah siapa sebenarnya yang salah saya juga bingung. sayamengatakan, ini adalah hidup yang suram
bagi saya, tapi saya bersyukur karna Allah belum memanggil saya untuk
menghadapnya saat saya masih ada dalam kondisi yang suram. Alhamdulillah !artinya Allah masih memberi
saya kesempatan untuk memperbaiki diri saya, Insya Allah.Untuk masalah pakaian
juga dapat dikatakan saya selalu menggunakan pakaian yang kekurangan bahan,
baju yang dibuatnya belum selesai atau baju setengah jadi.Maaf ya Allah.Ini berawal
karena ketidaktahuan saya.
Perbandingan
Saya akan menjelaskan sedikit mengenai
perbandingan diri saya pada saat saya belum memahami islam dan setelah saya
sudah masuk mengerti islam.
Pertama, saya tidak tahu mengenai
kewajiban menutup aurat, tetapi untuk sekarang sudah. Sebagai berikut firman Allah:
“hai Nabi katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh
tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu
mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang” (AL-AHZAB
:59).
Sabda
Rasulullah SAW :”Hai Asma,
sesungguhnya seorang perempuan apabila telah datang waktu haidh, tidak patut
diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (Rasulullah berkata sambil
menunjuk muka dan kedua telapak tangannya hingga pergelangannya”(Diriwayatkan
oleh Abu Dawud dalam sunan-nya dengan sanad sahih).
Firman Allah diatas menjelaskan mengenai
kewajiban memakai jilbab dan bagian anggota mana saja yang boleh diperlihatkan
oleh semua perempuan yang sudah haidh kecuali sama mahromnya. Saya yakinkan
dalam diri saya bahwa apa yang diperintahkan Allah itu semata-mata untuk
kebaikan bagi siapa saja yang manaatinya. Allah yang menciptakan kita dan
Dialah yang lebih tahu yang terbaik untuk setiap hambanya.
Ya Allah berilah
keikhlasan kepada hamba dalam menerima ketetapanmu dan berilah keyakinan kepada
hamba bahwa apa yang engkau kehendaki, itulah yang terbaik untuk hamba (do’aku)
Aamiin.
Kedua, saya masih menuruti syahwat
yang tidak baik dalam melakukan sesuatu, padahal syahwat apabila dituruti terus
menerus akan membuat diri saya tidak dapat masuk surga, syahwat kebanyakan
menggambarkan mengenai kesenangan dunia dan kesenangan itu mudah untuk
diperoleh. Dan diperolehnya dengan cara melanggar aturan/hukum Allah dan hidup
akan menjadi bervariasi. sedangkan hidup
yang tunduk patuh pada aturan/hukum Allah SWT akan menjadi tidak bervariasi
karna ada larangan-larangan yang harus dijauhi oleh manusia agar dapat selamat
dari neraka. Sedangkan larangan itu yang akan membuat hidup kita bervariasi,
misalnya saja dalam hidup keseharian kita melihat banyak perempuan/laki-laki
yang gontaganti pasangan, karena antara pasangan yang satu dan pasangan yang
lain kesannya pasti berbeda. Mengapa seperti itu?, silakan baca hadits berikut
ini:
“Neraka itu didindingi dengan berbagai macam syahwat, sementara surga
itu didindingi dengan berbagai hal yang tidak disukai manusia’’HR.
AL-BUKHARI DALAM SHAHIHNYA (NUSYRAH – MUSHTHAFA DAIB AL-BIGHA) 6122.
Berfikirlah, apakah kita akan
mengorbankan diri kita hanya untuk menikmati kesenangan yang sementara ini,
dibanding dengan kesenangan yang abadi, artinya kesenangan yang akan kita
rasakan terus menerus. Maka dari itu lakukanlah yang terbaik dan bersabarlah
untuk menahan diri dari tingkah laku yang melanggar.
Ketiga, suka mengeluh dan menyalakan
keadaan, apa bila sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan,
misalnya :ingin istirahat, tetapi tidak bisa karna tugas sekolah menumpuk,
pengennya begini, malah begitu, hubungan keluarga yang kurang harmonis,
perasaan yang dipaksakan, dan lain sebagainya. pasti bawaannyaingin marah,
kecewa dan rasa yang lain yang tentunya rasa itu tidak menyenangkan hati.manusia
bisaberkeluh kesah, bisa marah dan bisa merasakan rasa yang lainnya, mengapa?
Itu semua merupakan fitrah dari Allah SWT,
“sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”(QS.AL-MA’ARIJ:19)
dan cara mengatasinya terdapat di
dalam Firman Allah yang artinya:
“kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat’’(QS.AL-MA’ARIJ:22).
Orang yang mengerjakan sholat dengan
baik dan khusu’ pasti akan berusaha menghindari perbuatan tersebut, ini juga
berdasarkan Firman Allah:
“sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan
keji dan munkar”(QS.AL[29]:45)
tinggal bagaimana kita dalam
menyikapinya, sungguh dengan ini Allah ingin menguji sebesar mana kesabaran
seorang hambanya.
Keempat, Al-Qur’an hanya terpajang
dilemari-lemari dan tempat-tempat penyimpanan lainnya, dari kecil saya merasa
sangat kurang mendapatkan pengajaran dari orang tua, terutama untuk masalah
Agama, sedangkan di Forsista pembahasannya selalu Al-Qur’an, dikit-dikit yang
dibuka Al-Qur’an. Subhanallah !dan dengan begitu saya lebih mengerti bahwa
disini posisinya saya adalah seorang hamba, yang mempunyai kewajiban danharus
selalu tunduk dan patuh pada perintah Allah SWT. Jelas seperti ini yang harus
saya lakukan, ilustrasinya sebagai berikut, anggap saja Allah sebagai majikan,
dan saya sebagai seorang pembantu atau budak yang otomatis saya harus melakukan
apa-apa yang diperintah oleh majikan saya dan menjauhi apa saja yang menjadi
larangannya. Begitu juga dengan Allah, dia yang menciptakan, memberi segala
rezeki, semua di dunia ini kepunyaannya, dan hanya kepadanyalah tempat kita
kembali, seharusnya kita harus lebih tunduk dan patuh dari pada tunduknya kita
kepada majikan. Banyak manusia yang
terlena sama kehidupan dunia termasuk saya, tetapi itu dulu. dengan semua keindahan di dunia hendaknya
Allah ingin menguji manusia. Sungguh
dunia ini hanyalah sendah gurau dan permainan, terdapat dalam Firman Allah
sebagai berikut :
”dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main.
Dan sesungguhnya akhirat itulah sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”(QS.AR-RUM
:64).
Dan arti dunia bagi Rasulullah SAW
sebagai berikut :”apalah arti dunia bagiku. Hubunganku dengan
dunia ini laksana seorang pengembara yang tengah berjalan di panas terik,
tiba-tiba tampak olehnya sebatang pohon, lalu ia pun berteduh sejenak di
bawahnya”(HR. TIRMIDZI).
alam dunia merupakan satu-satunya
alam dimana kita bisa berjuang mencari amal sebanyak-banyaknya agar bisa hidup
bahagia kelak di kehidupan yang sebenarnya. Tetapi dalam perjuangan kita
mengumpulkan amal, Allah tidak diam saja, Allah akan meguji setiap hambanya dan
siapakah hamba yang paling sabar dalam mentaati perintah Allah, Firman Allah
”apakah manusia itu mengira bahwa mereka di biarkan saja
mengatakan,”kami telah beriman”, sedang mereka tidak di uji lagi?” dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta” (QS.AL-ANKABUT
:2-3).
Kesan di selama di Forsista.
Saya baru pertama kali mengikuti
organisasi islam (forsista), perasaan saya tentunya senang, sangat
menyenangkan. Apa lagi murobbi yang memiliki berbagai macam karakter/sifat
dalam menyampaikan materi (ada yang pembawaannya seperti guru, ada yang tenang,
ada nada yang menggebu-gebu tapi kadang-kadang, tapi terkadang menjadikan
suasana tegang, tapi di tengah ketegangan akan ada saat-saat bercanda). Untuk
semua murobbi terima kasih atas bimbingannya, banyak ilmu yang kami dapat dan
Insya Allah pahala akan mengalir untuk setiap murobbi.Aamiin.yang di sampaikan
juga bermacam-macam (sejarah, akhlak, fikih, tetapi untuk yang materi fikih
murobbinya tidak pernah datang lagi, entah mengapa? dan satu materi lagi dari Pembina forsista
langsung). Dunia adalah ladang untuk mencari ilmu, tetapi untuk saya forsista
adalah ladang untuk mencari ilmu juga.Saya bersyukur kepada Allah dengan semua
hidayah ini. Di satu sisi saya merasa senang dan di sisi lain saya merasa
sedih, saya merasa kedua rasa ini tidak dapat di pisahkan. Forsista adalah
satu-satunya ekskul yang mempelajari menjadi islam yang benar yang di ajarkan
Al-Qur’an dan sunnah. Seharusnya semua murid berbondong-bondong untuk mengikuti
ekskul ini, tetapi yang terjadi apa? Ekskul ini malah menjadi sorotan, akhwat
forsista ada yang dibilangin kerudungnya seperti korden, ada guru yang bilang
“kalau belajar ilmu agama cukup rukun iman/islam yang di perdalam).Sungguh
dengan ini malah hati saya dan teman-teman saya menjadi lebih kuat.Artinya
murobbi kami berhasil dalam membina kami, tentunya ini berkat izin Allah.Terima
kasih Ya Allah. Jujur, awalnya dalam hati saya selalu bertanya-tanya, kenapa
yah mau belajar islam saja banyak hambatan, padahalkan perintahnya kita harus
belajar secara kaffah (keseluruhan) artinya tidak boleh setengah-setengah. Tapi
saat kita mau mengamalkan semua itu masih saja ada pihak-pihak yang menentang.
Pertanyaan itu hilang dari dalam hati saya, saat saya membaca Firman Allah:
”apakah manusia itu
mengira bahwa mereka di biarkan saja mengatakan,”kami telah beriman”, sedang mereka
tidak di uji lagi?” dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”(QS.AL-ANKABUT
:2-3).
Ayat ini yang menghilangkan semua
pertanyaan di hati saya. saya teringat saat Rasulullah SAW dalam mengajak semua
manusia untuk ber-islam dan mengucapkan dua kalimat shahadat, tapi apa yang
didapatnya, cacian, makian, dikatakan gila, waktu sholat di tumpahin kotoran
hewan, mau di bunuh, dan segala macam penderitaan lainnya, tetapi apa yang
dilakukan Beliau, sabar, sabar dan tetap mengajak manusia untuk ber-islam.
Subhanallah.Sedikit mengingat kisah seorang budak, Bilal bin Rabbah. Dia di
seret keliling kampung,di lempari batu, ditelanjangi, dijemur di tengah terik
matahari dengan badan di tindis batu besar, dan keimanannya tetap ada pada
dalam dirinya, yang dia ucapkan hanyalah Ahad, Ahad, Ahad,Subhanallah. Dan
kisah seorang perempuan (siti masyito) yang merelahkan anaknya di masukkan
kedalam besi timah yang mendidih hanya untuk mempertahankan
keimanannya.Ternyata banyak orang-orang terdahulu yang mendapat ujian lebih
berat padahal mereka hanya ingin menegakkan kebenaran, dan begitulah ujian yang
Allah berikan kepada orang-orang yang tinggi keimanannya.dan ternyata ujian
yang kita hadapi untuk saat ini sangat tidak sebanding dengan ujian orang-orang
terdahulu. Bahkan Nabi/Rasul sekalipun mendapatkan ujian yang sangat dahsyat.
Saya yakin apabila kita ingin menegakkan kebenaran pastilah nasib kita akan
sama seperti orang-orang terdahulu. Dengan semua ini saya tidak bersedih hati,
malah berbangga hati karna nasib yang kita alami sama seperti nasib orang-orang
yang di kasihi dan di muliakan oleh Allah SWT.
Hanya ini ungkapan dari saya, apa
bila ada kesalahan dalam penyampaian, penulisan, saya minta Maaf, karna
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Terima kasih!