Saturday, September 7, 2013

“Ungkapan”


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalamualaikum warahmatullahi wabaraakatuh
awalnya saya tidak mengerti tentang islam, saya berfikir itu hanya sebuah gelar yang akan menjadi perbedaan tempat peribadahan antara muslim dan Kristen.   Muslim di masjid dan non muslim di tempat peribadatannya, seperti gereja dll.  Dan gelar islam itu saya dapatkan karna orang tua saya beragama islam, seandainya mereka beragama nasrani kemungkinan besar gelar nasranilah yang saya anut, Naudzubillah min dzalik.  Yang lebih parahnya lagi saya pernah menganggap bahwa semua agama itu sama. Itu karna saya tidak paham, dan saya pernah mendengar yang kata-kata seperti ini :
siapa saja yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, maka iya telah kafir tanpa sadar
saya selalu bertanya tentang sesuatu hal yang masih belum saya pahami, tetapi untuk masalah yang satu ini belum pernah saya tanyakan, mengapa? saya takut mereka menjawab keislaman saya sudah terhapus.  selain itu dirumah juga belum ada yang sholat selain saya.Saya juga mulai sholat waktu duduk di bangku SMP tepatnya naik kelas 2 SMP.Dan sholat saya juga masih sangat tidak bagus. Hmm…Al-Qur’an hanya di jadikan pajangan, dibaca paling hanya Arobnya saja, itupun ‘JARANG’, Kerudung cuman disekolah saja dipakai, orang tua juga tidak ada merintah seperti ini : “NAK, TUTUP AURAT” dan orang tua hanya melarang ‘PACARAN’ dan landasannya nanti sekolah saya terganggu, bukan landasan sesuai dengan apa yang ada di Al-Qur’an sebagai berikut:
 dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang kaji.  Dan suatu jalan yang buruk’’ (QS.AL-ISRA:32).
Sungguh pacaran adalah salah satu jalan untuk melakukan perbuatan zina, ingat zina bukan saja dalam arti ‘berhubungan’ .zina mata dengan memandang, zina telinga dengan mendengar sesuatu yang tidak baik, zina tangan dengan menyentuh. Dan saya tidak heran dengan ketidakperdulian orang tua saya, karna saya tahu mereka juga tidak terlalu paham, bisadibilang sekedar hidup saja (hidup hanya untuk kerja, agar dapat makan dan agar semua kebutuhan dapat terpenuhi) dan untuk masalah penyembahan sebagai perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT tidak dihiraukan, entahlah siapa sebenarnya yang salah saya juga bingung.  sayamengatakan, ini adalah hidup yang suram bagi saya, tapi saya bersyukur karna Allah belum memanggil saya untuk menghadapnya saat saya masih ada dalam kondisi yang suram.  Alhamdulillah !artinya Allah masih memberi saya kesempatan untuk memperbaiki diri saya, Insya Allah.Untuk masalah pakaian juga dapat dikatakan saya selalu menggunakan pakaian yang kekurangan bahan, baju yang dibuatnya belum selesai atau baju setengah jadi.Maaf ya Allah.Ini berawal karena ketidaktahuan saya.

Perbandingan
Saya akan menjelaskan sedikit mengenai perbandingan diri saya pada saat saya belum memahami islam dan setelah saya sudah masuk mengerti islam.
Pertama, saya tidak tahu mengenai kewajiban menutup aurat, tetapi untuk sekarang sudah.  Sebagai berikut firman Allah:
hai Nabi katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang” (AL-AHZAB :59).
Sabda Rasulullah SAW :”Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan apabila telah datang waktu haidh, tidak patut diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (Rasulullah berkata sambil menunjuk muka dan kedua telapak tangannya hingga pergelangannya”(Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sunan-nya dengan sanad sahih).
Firman Allah diatas menjelaskan mengenai kewajiban memakai jilbab dan bagian anggota mana saja yang boleh diperlihatkan oleh semua perempuan yang sudah haidh kecuali sama mahromnya. Saya yakinkan dalam diri saya bahwa apa yang diperintahkan Allah itu semata-mata untuk kebaikan bagi siapa saja yang manaatinya. Allah yang menciptakan kita dan Dialah yang lebih tahu yang terbaik untuk setiap hambanya.
Ya Allah berilah keikhlasan kepada hamba dalam menerima ketetapanmu dan berilah keyakinan kepada hamba bahwa apa yang engkau kehendaki, itulah yang terbaik untuk hamba (do’aku) Aamiin.
Kedua, saya masih menuruti syahwat yang tidak baik dalam melakukan sesuatu, padahal syahwat apabila dituruti terus menerus akan membuat diri saya tidak dapat masuk surga, syahwat kebanyakan menggambarkan mengenai kesenangan dunia dan kesenangan itu mudah untuk diperoleh. Dan diperolehnya dengan cara melanggar aturan/hukum Allah dan hidup akan menjadi bervariasi.  sedangkan hidup yang tunduk patuh pada aturan/hukum Allah SWT akan menjadi tidak bervariasi karna ada larangan-larangan yang harus dijauhi oleh manusia agar dapat selamat dari neraka. Sedangkan larangan itu yang akan membuat hidup kita bervariasi, misalnya saja dalam hidup keseharian kita melihat banyak perempuan/laki-laki yang gontaganti pasangan, karena antara pasangan yang satu dan pasangan yang lain kesannya pasti berbeda. Mengapa seperti itu?, silakan baca hadits berikut ini:
Neraka itu didindingi dengan berbagai macam syahwat, sementara surga itu didindingi dengan berbagai hal yang tidak disukai manusia’’HR. AL-BUKHARI DALAM SHAHIHNYA (NUSYRAH – MUSHTHAFA DAIB AL-BIGHA) 6122.
Berfikirlah, apakah kita akan mengorbankan diri kita hanya untuk menikmati kesenangan yang sementara ini, dibanding dengan kesenangan yang abadi, artinya kesenangan yang akan kita rasakan terus menerus. Maka dari itu lakukanlah yang terbaik dan bersabarlah untuk menahan diri dari tingkah laku yang melanggar.
Ketiga, suka mengeluh dan menyalakan keadaan, apa bila sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan, misalnya :ingin istirahat, tetapi tidak bisa karna tugas sekolah menumpuk, pengennya begini, malah begitu, hubungan keluarga yang kurang harmonis, perasaan yang dipaksakan, dan lain sebagainya. pasti bawaannyaingin marah, kecewa dan rasa yang lain yang tentunya rasa itu tidak menyenangkan hati.manusia bisaberkeluh kesah, bisa marah dan bisa merasakan rasa yang lainnya, mengapa? Itu semua merupakan fitrah dari Allah SWT,
sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”(QS.AL-MA’ARIJ:19)
dan cara mengatasinya terdapat di dalam Firman Allah yang artinya:
 kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat’’(QS.AL-MA’ARIJ:22).
Orang yang mengerjakan sholat dengan baik dan khusu’ pasti akan berusaha menghindari perbuatan tersebut, ini juga berdasarkan Firman Allah:
 sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar”(QS.AL[29]:45)
tinggal bagaimana kita dalam menyikapinya, sungguh dengan ini Allah ingin menguji sebesar mana kesabaran seorang hambanya.
Keempat, Al-Qur’an hanya terpajang dilemari-lemari dan tempat-tempat penyimpanan lainnya, dari kecil saya merasa sangat kurang mendapatkan pengajaran dari orang tua, terutama untuk masalah Agama, sedangkan di Forsista pembahasannya selalu Al-Qur’an, dikit-dikit yang dibuka Al-Qur’an. Subhanallah !dan dengan begitu saya lebih mengerti bahwa disini posisinya saya adalah seorang hamba, yang mempunyai kewajiban danharus selalu tunduk dan patuh pada perintah Allah SWT. Jelas seperti ini yang harus saya lakukan, ilustrasinya sebagai berikut, anggap saja Allah sebagai majikan, dan saya sebagai seorang pembantu atau budak yang otomatis saya harus melakukan apa-apa yang diperintah oleh majikan saya dan menjauhi apa saja yang menjadi larangannya. Begitu juga dengan Allah, dia yang menciptakan, memberi segala rezeki, semua di dunia ini kepunyaannya, dan hanya kepadanyalah tempat kita kembali, seharusnya kita harus lebih tunduk dan patuh dari pada tunduknya kita kepada majikan.  Banyak manusia yang terlena sama kehidupan dunia termasuk saya, tetapi itu dulu.  dengan semua keindahan di dunia hendaknya Allah ingin menguji manusia.  Sungguh dunia ini hanyalah sendah gurau dan permainan, terdapat dalam Firman Allah sebagai berikut :
dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”(QS.AR-RUM :64).
Dan arti dunia bagi Rasulullah SAW sebagai berikut :”apalah arti dunia bagiku. Hubunganku dengan dunia ini laksana seorang pengembara yang tengah berjalan di panas terik, tiba-tiba tampak olehnya sebatang pohon, lalu ia pun berteduh sejenak di bawahnya”(HR. TIRMIDZI).
alam dunia merupakan satu-satunya alam dimana kita bisa berjuang mencari amal sebanyak-banyaknya agar bisa hidup bahagia kelak di kehidupan yang sebenarnya. Tetapi dalam perjuangan kita mengumpulkan amal, Allah tidak diam saja, Allah akan meguji setiap hambanya dan siapakah hamba yang paling sabar dalam mentaati perintah Allah, Firman Allah
apakah manusia itu mengira bahwa mereka di biarkan saja mengatakan,”kami telah beriman”, sedang mereka tidak di uji lagi?” dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” (QS.AL-ANKABUT :2-3).
Kesan di selama di Forsista.
Saya baru pertama kali mengikuti organisasi islam (forsista), perasaan saya tentunya senang, sangat menyenangkan. Apa lagi murobbi yang memiliki berbagai macam karakter/sifat dalam menyampaikan materi (ada yang pembawaannya seperti guru, ada yang tenang, ada nada yang menggebu-gebu tapi kadang-kadang, tapi terkadang menjadikan suasana tegang, tapi di tengah ketegangan akan ada saat-saat bercanda). Untuk semua murobbi terima kasih atas bimbingannya, banyak ilmu yang kami dapat dan Insya Allah pahala akan mengalir untuk setiap murobbi.Aamiin.yang di sampaikan juga bermacam-macam (sejarah, akhlak, fikih, tetapi untuk yang materi fikih murobbinya tidak pernah datang lagi, entah mengapa?  dan satu materi lagi dari Pembina forsista langsung). Dunia adalah ladang untuk mencari ilmu, tetapi untuk saya forsista adalah ladang untuk mencari ilmu juga.Saya bersyukur kepada Allah dengan semua hidayah ini. Di satu sisi saya merasa senang dan di sisi lain saya merasa sedih, saya merasa kedua rasa ini tidak dapat di pisahkan. Forsista adalah satu-satunya ekskul yang mempelajari menjadi islam yang benar yang di ajarkan Al-Qur’an dan sunnah. Seharusnya semua murid berbondong-bondong untuk mengikuti ekskul ini, tetapi yang terjadi apa? Ekskul ini malah menjadi sorotan, akhwat forsista ada yang dibilangin kerudungnya seperti korden, ada guru yang bilang “kalau belajar ilmu agama cukup rukun iman/islam yang di perdalam).Sungguh dengan ini malah hati saya dan teman-teman saya menjadi lebih kuat.Artinya murobbi kami berhasil dalam membina kami, tentunya ini berkat izin Allah.Terima kasih Ya Allah. Jujur, awalnya dalam hati saya selalu bertanya-tanya, kenapa yah mau belajar islam saja banyak hambatan, padahalkan perintahnya kita harus belajar secara kaffah (keseluruhan) artinya tidak boleh setengah-setengah. Tapi saat kita mau mengamalkan semua itu masih saja ada pihak-pihak yang menentang. Pertanyaan itu hilang dari dalam hati saya, saat saya membaca Firman Allah:
”apakah manusia itu mengira bahwa mereka di biarkan saja mengatakan,”kami telah beriman”, sedang mereka tidak di uji lagi?” dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”(QS.AL-ANKABUT :2-3).
Ayat ini yang menghilangkan semua pertanyaan di hati saya. saya teringat saat Rasulullah SAW dalam mengajak semua manusia untuk ber-islam dan mengucapkan dua kalimat shahadat, tapi apa yang didapatnya, cacian, makian, dikatakan gila, waktu sholat di tumpahin kotoran hewan, mau di bunuh, dan segala macam penderitaan lainnya, tetapi apa yang dilakukan Beliau, sabar, sabar dan tetap mengajak manusia untuk ber-islam. Subhanallah.Sedikit mengingat kisah seorang budak, Bilal bin Rabbah. Dia di seret keliling kampung,di lempari batu, ditelanjangi, dijemur di tengah terik matahari dengan badan di tindis batu besar, dan keimanannya tetap ada pada dalam dirinya, yang dia ucapkan hanyalah Ahad, Ahad, Ahad,Subhanallah. Dan kisah seorang perempuan (siti masyito) yang merelahkan anaknya di masukkan kedalam besi timah yang mendidih hanya untuk mempertahankan keimanannya.Ternyata banyak orang-orang terdahulu yang mendapat ujian lebih berat padahal mereka hanya ingin menegakkan kebenaran, dan begitulah ujian yang Allah berikan kepada orang-orang yang tinggi keimanannya.dan ternyata ujian yang kita hadapi untuk saat ini sangat tidak sebanding dengan ujian orang-orang terdahulu. Bahkan Nabi/Rasul sekalipun mendapatkan ujian yang sangat dahsyat. Saya yakin apabila kita ingin menegakkan kebenaran pastilah nasib kita akan sama seperti orang-orang terdahulu. Dengan semua ini saya tidak bersedih hati, malah berbangga hati karna nasib yang kita alami sama seperti nasib orang-orang yang di kasihi dan di muliakan oleh Allah SWT.
Hanya ini ungkapan dari saya, apa bila ada kesalahan dalam penyampaian, penulisan, saya minta Maaf, karna kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Terima kasih!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.